Jamgoal.co – AC Milan ditahan imbang oleh Cagliari di San Siro pada pekan ke-20 Serie A 2024/2025, Minggu (12/1/2025). Pertandingan Liga Italia antara AC Milan vs Cagliari ini berakhir dengan skor 1-1.
Milan unggul melalui gol Alvaro Morata di menit 51, tapi keunggulan itu tak bertahan lama. Hanya empat menit berselang, pada menit 55, Cagliari menyamakan kedudukan lewat gol Nadir Zortea.
Sergio Conceicao tak dapat menyembunyikan kekecewaannya. Menurut pelatih asal Portugal itu, yang baru saja mengawali kariernya bersama Milan dengan gemilang lewat kemenangan melawan Juventus dan Inter untuk meraih trofi Supercoppa Italiana, Rossoneri bermain buruk, terutama di babak pertama.
“Saya mengharapkan lebih di setiap area. Jika melihat kualitas skuad yang saya miliki, babak pertama itu jujur saja mungkin babak pertama terburuk selama 13 tahun saya melatih,” kata Conceicao, seperti dikutip Football Italia.
Awal yang Lamban dan Kurangnya Kreativitas
Babak pertama Milan diisi dengan permainan yang lambat dan kurang menggigit.
“Kami kurang gesit. Temponya terlalu lambat. Cagliari bertahan dengan solid di sepertiga akhir mereka. Itu strategi mereka, tetapi kami seharusnya bisa lebih cerdas untuk menemukan celah seperti yang sudah kami persiapkan,” ucap Conceicao.
Gol pembuka datang dari Morata, yang memanfaatkan bola muntah dari upaya Christian Pulisic yang membentur tiang. Namun, tak lama berselang, Zortea memanfaatkan kesalahan Mike Maignan untuk menyamakan kedudukan.
Ini bukan kali pertama Milan terhukum oleh kesalahan sendiri, sesuatu yang terus menjadi momok musim ini.
Kegagalan Mengeksekusi Peluang
Milan bermain lebih baik dan menciptakan lebih banyak peluang di babak kedua. Namun, penyelesaian akhir yang buruk dan penampilan gemilang kiper baru Cagliari, Elia Caprile, membuat mereka gagal mencetak gol tambahan.
Kegagalan ini mengingatkan pada pertemuan sebelumnya di bulan November, di mana Milan juga ditahan imbang 3-3 oleh lawan yang sama.
Conceicao menyoroti kurangnya variasi dalam serangan. “Rafael Leao sering terjebak melawan dua atau tiga pemain tanpa dukungan. Begitu juga Pulisic. Kami membutuhkan lebih banyak pergerakan dan lebar permainan dari pemain lain,” jelasnya.
Mentalitas dan Kesimpelan dalam Sepak Bola
Menurut Conceicao, salah satu masalah utama Milan adalah kecenderungan para pemain untuk mencoba hal-hal yang terlalu rumit di depan gawang.
“Para penyerang kami tidak egois. Itu bagus. Saya suka itu. Namun, ada kalanya mereka sebaiknya melakukan semua dengan simpel saja. Rasanya mereka selalu ingin melakukan sentuhan ajaib atau gerakan sulit. Sepak bola itu simpel, tetapi terkadang kami membuatnya terlalu rumit, dan itu tidak tepat. Sepak bola itu simpel,” keluhnya.
Mentalitas dan organisasi tim juga menjadi sorotan. Conceicao memperkenalkan aturan ketat di Milanello, termasuk menginapkan pemain di hotel sebelum pertandingan, untuk meningkatkan kedisiplinan. Akan tetapi, dampaknya belum terlihat jelas di lapangan.
Dengan hanya tujuh kemenangan dari 18 pertandingan Serie A yang telah mereka mainkan musim ini, Milan kini menghadapi tantangan berat untuk kembali ke papan atas. Meskipun memiliki ‘tabungan’ dua pertandingan, jika hasilnya terus seperti ini, akan sulit bagi mereka untuk bersaing menembus zona Liga Champions.