kraken mirror

Tangis Paul Pogba di Monaco: Perjuangan Bangkit dari Masa Kelam Karier

Jamgoal.coTangis Paul Pogba pecah ketika menandatangani kontrak dua tahun bersama AS Monaco pekan lalu. Di hadapan media, ia menyebut momen itu sebagai “luapan kebahagiaan”, namun kenyataannya memiliki makna yang jauh lebih mendalam daripada sekadar rasa senang.

Gelandang berusia 32 tahun itu mengaku tidak mampu menahan emosi saat memikirkan semua yang telah dilaluinya. Cedera berkepanjangan, skorsing doping, dan masalah pribadi yang mengguncang mentalnya telah menjadi cobaan berat.

Pogba hanya bermain sedikit lebih dari 200 menit sejak awal musim 2022/2023 akibat kombinasi dari semua permasalahan tersebut. Kondisi ini membuat kariernya hampir terhenti total dalam dua musim terakhir.

Kini, bersama AS Monaco, Pogba berharap dapat menutup lembar kelam hidupnya dan memulai segalanya dari awal. Perjuangannya tidak hanya untuk memulihkan kebugaran fisik, tetapi juga untuk mendapatkan kembali kestabilan mental yang telah lama terganggu.

Luka Lama yang Belum Hilang

Dalam konferensi pers perkenalannya, Pogba mengaku semua kenangan masa lalu kembali membanjiri pikirannya saat menandatangani kontrak. Berbagai peristiwa traumatis yang dialaminya selama bertahun-tahun muncul kembali ke permukaan.

Skorsing doping yang awalnya empat tahun dan akhirnya dipangkas menjadi 18 bulan melalui banding ke CAS, ditambah cedera berkepanjangan, telah membuatnya nyaris absen total dari sepak bola. Dua musim terakhir menjadi periode paling sulit dalam kariernya.

Namun, persoalan tidak hanya terbatas pada aspek fisik semata. Di balik minimnya menit bermain, kondisi mental Pogba juga mengalami kemunduran yang signifikan.

Ia percaya bahwa ketenangan jiwa sangat memengaruhi performa di lapangan. “Jika pikiran tenang, permainan pun akan berjalan baik,” ungkapnya dengan penuh keyakinan.

Insiden penculikan oleh sekelompok pria bertopeng yang melibatkan kakaknya, Mathias Pogba, menjadi titik nadir dalam hidupnya. Peristiwa traumatis itu terjadi saat ia masih membela Manchester United, dan upaya pemerasan terus berlanjut setelah ia pindah ke Juventus.

Babak Baru Bersama Monaco

Paul Pogba saat tampil di karpet merah festival film Cannes pada 19 Mei 2025 lalu. (c) AP Photo/Natacha Pisarenko

Mathias Pogba divonis tiga tahun penjara pada akhir 2024, dengan dua tahun di antaranya ditangguhkan. Pogba kini memutuskan untuk “menutup halaman itu” dan memulai babak baru di Monaco.

Ia menegaskan bahwa fokusnya kini hanya tertuju pada masa kini dan apa yang ada di depannya. Masa lalu yang kelam tidak akan lagi menjadi beban yang menghambat langkahnya ke depan.

Pogba sadar bahwa dirinya telah mengalami perubahan yang signifikan. “Masih Paul Pogba yang sama, tapi mungkin yang lebih bertekad dan Anda akan melihat Pogba yang penuh tekad,” ujarnya.

Ia mengaku motivasi terbesarnya kini adalah bermain agar bisa disaksikan langsung oleh anak-anaknya. Keinginan untuk menjadi teladan bagi buah hatinya menjadi pendorong utama dalam perjuangan comeback ini.

CEO AS Monaco, Thiago Scuro, menambahkan bahwa keluarga, terutama istri Pogba, adalah pendorong utama di masa-masa sulit. Pogba menyebut momen ini seperti saat ia menandatangani kontrak profesional pertamanya, sebuah awal baru yang membangkitkan semangatnya.

Realisme dan Harapan Menuju Timnas Prancis

Meski Pogba menyatakan ingin tampil melawan Le Havre di laga pembuka Ligue 1, Scuro langsung meluruskan harapan yang terlalu tinggi tersebut. Ia memastikan Pogba tidak akan bermain di laga tersebut dan diperkirakan butuh waktu tiga bulan untuk siap tampil penuh.

Pogba sendiri mengakui bahwa kemungkinan kembali ke Timnas Prancis adalah mimpi tambahan yang harus diraih secara bertahap. Untuk mencapai hal tersebut, ia harus lebih dulu tampil reguler dan konsisten di level klub.

Kedekatan fasilitas latihan Monaco dengan rumah Didier Deschamps menambah unsur motivasional baginya. Proximity ini memberikan peluang lebih besar untuk mendapat perhatian dari pelatih timnas Prancis.

Ia tidak lagi hanya datang membawa aura dan kepercayaan diri, tetapi juga keteguhan, kerendahan hati, dan ketulusan. Kini, sebagai salah satu pemain tertua di skuad, Pogba menyadari tanggung jawab barunya sebagai pemimpin di ruang ganti, dan semoga juga di lapangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Ruas yang wajib ditandai *
kraken darknetkraken darknet

mega darknetmega darknet

кракен даркнеткракен даркнет

кракен торкракен тор